Jumat, 04 September 2015

menginspirasi Gaya dgn cream wajah Sentuhan Batik Klasik

menginspirasi Gaya dgn cream wajah Sentuhan Batik Klasik

Dapat dipadukan dgn kemeja polos atau dijadikan rok mutahir.
 Sejak batik hendak diklaim yg adalah warisan budaya negara tetangga, popularitasnya di Indonesia langsung melejit.
Dia semakin dikenal masyarakat.
 Rasa nasionalisme mendadak muncul disaat mengenakan “tarian” malam diatas kain mori itu.
cream wajah


 Batik pun akhirnya terseret ke pusaran modernitas.
Dia diterapkan dalam bermacam gaya busana.
Tetapi, tahukah Anda, batik yang jamak dikenakan kala ini merupakan tipe kontemporer? Batik klasik yang diwariskan para leluhur sejatinya tak bermotif seperti kebanyakan.
 Batik klasik miliki corak dan warna yang “kuno”.
Mengenakannya justru menimbulkan kesan lanjut umur dan ortodoks.
 Ditambah harganya yang membumbung tinggi, membuat batik klasik kurang diminati.
 Padahal, sejatinya di sanalah letak cita rasa seni paling tinggi.
 Fenomena itu mengetuk hati Iwet Ramadhan, penyiar radio dan presenter yang pun dikenal yang merupakan pencinta batik.
 Ditemui di Grand Indonesia, Jakarta Pusat, Iwet menyatakan keprihatinannya atas nasib batik klasik di Indonesia.
“Batik yang kontemporer, yang warna-warni itu, ternyata tak sedikit disukai warga.
 Akibatnya, perajin di daerah yang jual batik klasik nggak laku. Padahal mereka serta butuh uang kan,” menurutnya.
 Iwet pula membuktikan lewat aksi nyata. Dia berkeliling Jawa demi menggali ilmu membatik.
seleb film Arisan! 2 itu bahkan membuat buku menyangkut batik.
Dia juga merintis usaha batik dgn terhubung TikShirt. Di sela-sela itu, Iwet masih menyempatkan mengajar kelas batik.
 Dari pengalamannya, Iwet bisa membagi cara tampil trendi walaupun harus berbatik klasik. Misalnya, batik tak harus dibuat serta-merta menjadi model kemeja biasa. “Kalau dimanfaatkan keseluruhan dapat jadi seperti Pak Lurah. Akhirnya aku pakai aksennya saja,” kata Iwet pada VIVAlife.
Dia mengakali batik klasik berwarna cokelat lanjut usia, dengan menjadikannya sentuhan di bagian kancing atas kemeja. Aksen batik itu dipadukan bersama kemeja hitam sederhana berlengan panjang. Batik klasik yang dikenakannya jadi kelihatan lebih “remaja”.
Sedang utk wanita, Iwet melanjutkan, akan memodifikasi batik klasik dengan menjadikannya rok trendi.
“Mereka nggak pernah terpikir apabila batik dapat dibuat jadi rok tutu, rok yang biasa untuk balet.
 Atasannya akan pakai putih. Kalau mau kasual, padukan dengan flat shoes. Kalau mau resmi, pakai heels,” imbuhnya mencontohkan.
Memberi Inspirasi Gaya bersama Sentuhan Batik Klasik

Dapat dipadukan dengan kemeja polos atau dijadikan rok mutakhir.
 Sejak batik hendak diklaim yang merupakan warisan budaya negara tetangga, popularitasnya di Indonesia langsung melejit.
Ia semakin dikenal warga.
 Rasa nasionalisme mendadak muncul kala mengenakan “tarian” tengah tengah malam di atas kain mori itu.
 Batik pun akhirnya terseret ke pusaran modernitas.
Dirinya diterapkan dalam bermacam macam macam gaya busana.
Namun, tahukah Anda, batik yang jamak dikenakan saat ini adalah jenis kontemporer? Batik klasik yang diwariskan para leluhur sejatinya tak bermotif seperti kebanyakan.
 Batik klasik punya corak dan warna yang “kuno”.
Mengenakannya justru menimbulkan kesan lanjut umur dan ortodoks.
 Ditambah harganya yang membumbung tinggi, membuat batik klasik kurang diminati.
 Padahal, sejatinya di sanalah letak cita rasa seni paling tinggi.
 Fenomena itu mengetuk hati Iwet Ramadhan, penyiar radio dan presenter yang juga dikenal sebagai pencinta batik.
 Ditemui di Grand Indonesia, Jakarta Pusat, Iwet menyebut keprihatinannya atas nasib batik klasik di Indonesia.
“Batik yang kontemporer, yang warna-warni itu, nyata-nyatanya tak sedikit disukai masyarakat.
 Akibatnya, perajin di daerah yang jual batik klasik nggak laku. Padahal mereka pun butuh uang kan,” katanya.
 Iwet pun membuktikan lewat aksi nyata. Dia berkeliling Jawa demi belajar membatik.
seleb film Arisan! 2 itu bahkan membuat buku mengenai batik.
Ia pun merintis business batik dengan mengakses TikShirt. Di sela-sela itu, Iwet masih menyempatkan mengajar kelas batik.
 Dari pengalamannya, Iwet akan membagi trik tampil canggih biarpun harus berbatik klasik. Misalnya, batik tak harus dibuat segera menjadi model kemeja biasa. “Kalau dipakai keseluruhan bakal jadi seperti Pak Lurah. Akhirnya aku pakai aksennya saja,” kata Iwet kepada VIVAlife.
Dirinya mengakali batik klasik berwarna cokelat lanjut usia, dengan menjadikannya sentuhan di sektor kancing atas kemeja. Aksen batik itu dipadukan dengan kemeja hitam sederhana berlengan panjang. Batik klasik yang dikenakannya jadi nampak lebih “remaja”.
Sedang untuk wanita, Iwet menyambung, dapat memodifikasi batik klasik dgn menjadikannya rok modern.
“Mereka nggak pernah terpikir kalau batik bisa dibuat jadi rok tutu, rok yang biasa untuk balet.
 Atasannya bisa pakai putih. Seandainya mau kasual, padukan dengan flat shoes. Apabila mau resmi, pakai heels,” imbuhnya mencontohkan.
Berikan Memberi Inspirasi Gaya dengan Sentuhan Batik Klasik

Sanggup dipadukan dgn kemeja polos atau dijadikan rok trendi.
 Sejak batik hendak diklaim juga sebagai warisan budaya negara tetangga, popularitasnya di Indonesia serentak melejit.
Dirinya semakin dikenal masyarakat.
 Rasa nasionalisme mendadak muncul saat mengenakan “tarian” malam diatas kain mori itu.
 Batik pun akhirnya terseret ke pusaran modernitas.
Dia diterapkan dalam bermacam gaya busana.
Tapi, tahukah Anda, batik yang jamak dikenakan sekarang ini adalah jenis kontemporer? Batik klasik yang diwariskan para leluhur sejatinya tak bermotif seperti umumnya.
 Batik klasik punya corak dan warna yang “kuno”.
Mengenakannya justru menimbulkan kesan tua dan ortodoks.
 Ditambah harganya yang membumbung tinggi, membuat batik klasik kurang diminati.
 Padahal, sejatinya di sanalah letak cita rasa seni tertinggi.
 Fenomena itu mengetuk hati Iwet Ramadhan, penyiar radio dan presenter yang juga dikenal juga sebagai pencinta batik.
 Ditemui di Grand Indonesia, Jakarta Pusat, Iwet menyatakan keprihatinannya atas nasib batik klasik di Indonesia.
“Batik yang kontemporer, yang warna-warni itu, nyatanya banyak disukai masyarakat.
 Akibatnya, perajin di daerah yang jual batik klasik nggak laku. Padahal mereka juga butuh uang kan,” tuturnya.
 Iwet juga membuktikan lewat aksi nyata. Dia berkeliling Jawa demi menuntut ilmu membatik.
selebriti film Arisan! 2 itu bahkan membuat buku mengenai batik.
Ia juga merintis bisnis batik dengan membuka TikShirt. Di sela-sela itu, Iwet masih menyempatkan mengajar kelas batik.
 Dari pengalamannya, Iwet dapat membagi trick tampil mutahir meski harus berbatik klasik. Misalnya, batik tak harus dibuat cepat menjadi model kemeja biasa. “Kalau dipakai keseluruhan mampu jadi seperti Pak Lurah. Akhirnya aku pakai aksennya saja,” kata Iwet pada VIVAlife.
cream wajah
Ia mengakali batik klasik berwarna cokelat tua, dgn menjadikannya sentuhan di bagian kancing atas kemeja. Aksen batik itu dipadukan bersama kemeja hitam sederhana berlengan panjang. Batik klasik yang dikenakannya jadi kelihatan lebih “remaja”.
Sedang untuk wanita, Iwet menambahkan, sanggup memodifikasi batik klasik dengan menjadikannya rok trendi.
“Mereka nggak pernah terpikir kalau batik mampu dibuat jadi rok tutu, rok yang biasa untuk balet.
 Atasannya mampu pakai putih. Jikalau mau kasual, padukan bersama flat shoes. Bila mau resmi, pakai heels,” imbuhnya mencontohkan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Arsip Blog